Pages

Selasa, 25 Juni 2013

Buku catatan "PELACUR"

Buku Harian Seorang Pelacur : Aku Sudah Bertobat

                                                                         
Buku harian seorang pelacur : Aku sudah bertobat Nasukha karena ALLOH ..
Rani masih bergulat dengan laki - laki manapun. dari mulai orang kantoran sampai kuli bangunan Ia layani layaknya suaminya sendiri. mereka bebas menikmati tubuh Rani yang putih mulus nan Indah serta bohai bak putri universe. asalkan mereka memiliki uang.

Seluruh warga kampung tersebut sudah muak dengan tingkah polah Rani. Ya  nama lengkapnya "RANI WULANDARI " . Ia hanya dianggap biang kesialan dikampung tersebut. tidak ada saudara yang bisa membujuk Rani untuk kembali ke jalan yang benar. Karena Rani tidak pernah mau menggubrisnya. Sebenarnya Rani anak yang baik, hanya karena pernah disakiti oleh pacarnya yang dia percayai sehingga Rani sanggup menyerahkan Mahkota keperawananya. gara-gara lelaki brengsek itu yang telah menghancurkan impianya, maka Rani nekad terjun kelembah hitam

Seorang kawanya menunjukkan jalan terbaik untuk melampiaskan dendam Rani terhadap laki-laki yang kejam terhadapnya. Hari-harinya dia lalui dalam pelukan laki-laki yang berbeda-beda silih berganti. hari berganti minggu. Bulan berganti tahun begitulah kehidupan dia setiap waktu.

Bertahun sudah waktu berlalu, Rani akhirnya disahkan oleh Dokter terjangkit penyakit kronis. Tidak seorangpun kawan' saudara atau tetangga dikampung itu yang peduli terhadapnya sungguh ironis bukan?, Apalagi pergi melihat atau menengok ketika Rani terlantar sakit seorang diri. Sehingga dia menghadapi seorang diri ketika malaikat maut menjemputnya.

Bahkan ketika Rani meninggalpun dianggap biasa saja. Layaknya kematian binatang. Rani tidak dikebumikan dengan selayaknya mungkin orang kampung merasa jijik dan menganggap kotor. Orang kampungnya memang termasuk kolot sehingga jasadnya saja tidak boleh dikuburkan di pemakaman desa.

Akhirnya terkuburlah Rani sang pelacur pada suatu tempat di tanah kosong. seorang sahabat Rani yang berprofesi sama meratapi kematian Rani seorang diri. Hanya dlm hati dia bicara sehina itukah pelacur dimata masyarakat kampung itu. mereka tidak pernah berpikir kenapa Rani bisa berbuat sehina ini ? karena disebabkan lelaki yang tidak pernah bertanggung jawab. Pernahkah mereka menghukum para lelaki  yang sudah menghancurkan masa depan para Wanita ?

Lima tahun sudah waktu berlalu dari saat penguburan Rani. Tidak seorangpun yang mengenang Rani. Rani wulandari hanyalah satu potret yang harus dirobek/dibakar dari sejarah. dari riwayat disebuah kampung yang teramat kolot. Yang masih menganggap melacur adalah kesalahan fatal, dan harus dihukuman seumur hidup bagi sipelaku, Apalagi bagi seorang Rani yang tidak berdaya apa-apa.

Namun lima bulan yang lalu kampung tersebut geger, Kampung dimana Rani terkubur dengan begitu saja. Tanpa tata cara adat dan ritual selayaknya orang dikebumikan. sebuah Proyek besar untuk pembuatan jalan TOL. Kebetulan melewati kampung tersebut secara kebetulan pula melewati kuburan Rani yang dianggap Hina oleh masyarakat kampung tersebut.

Bulldozer yang memiliki kekuatan ratusan Ton. Tidak mampu menembus tanah dimana Rani dikuburkan didalamnya. Berkali-kali moncong Bulldozer diarahkan kekuburan Rani berkali pula orang terkesima. Karena tanah itu bagaikan batu karang yang teramat kokoh. Tidak tersentuh sama sekali. Namun yang mengherankan disaat digali dengan cangkul petani biasa tanah itu begitu mudah dikeruk/Lunak dan disisihkan. seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Semua mata yang menyaksikan kejadian tersebut terbelalak melihat Jasad yang masih terbujur, Dengan kondisi tubuh yang masih kelihatan segar, tidak seperti layaknya mayat yang sudah terkubur lima tahun lamanya. Bau harum semerbak tercium ketika jasad itu diangkat dari liang lahat untuk dipindahkan. Harum yang berbeda dari parfum manapun, Harum yang belum pernah ada sebelumnya dibumi ini. " Subkhanalloh ". Harum yang keluar dari jasad seorang Rani yang sudah terkubur 5 tahun lamanya. Teman ane yang kebetulan sebagai mandor disitu, Ikut kaget dan bingung juga dengan peristiwa tersebut. Semua warga jadi gempar.

Karena merasa penasaran dengan keanehan kuburan Rani. maka Oleh para tokoh masyarakat dilacaklah keberadaan si empunya jasad. Dari sahabat almarhumah Rani. Yang sampai sekarang masih aktif menjalankan profesi sebagai pelacur terungkap bahwa sebenarnya. Satu tahun sebelum kematianya, Rani sudah bertaubat. Namun taubatnya itu tidak pernah Rani ungkapkan kepada siapapun. Termasuk kepada teman akrabnya sekalipun. Semua Rani curahkan pada Buku catatan harianya. Disitu dia tulis detail dan lengkap.

Rani berusaha menjalankan semua perintah Alloh dan Rosulnya. Dari yang wajib sampai yang sunah, Bahkan semua yang sunah dikerjakan, Rani menjalankan dengan khusuk dan Ikhlas buku harian itulah saksi utama semua ratapan dan jerit penyesalan Rani Wulandari. " seorang pelacur yang bertaubat secara diam-diam "

Semua mata berkaca-kaca. Terlihat begitu sedih dengan roman penyesalan yang jelas-jelas tergambar diwajah-wajah para penduduk kampung. dan Hari itu dimulailah pemakaman Rani. Pemakaman kembali seorang(bekas) Pelacur yang pernah terhina begitu rupa.
Setelah terkubur selama 5 tahun Rani akhirnya dimakamkan kembali dengan selayaknya pemakaman seorang manusia biasa dan mengikut tata cara adat dan agama. Diiringi doa-doa serta ratap penyesalan dari saudara dan seluruh warga kampung tersebut.

Hikmah yang perlu kita ambil Ikhtibar ialah :
Seburuk dan Sehina apapun perbuatan kita jika kita bertaubat serta minta ampun pada Alloh. Pasti Alloh akan mengampuninya asalkan kita jangan sampai menyekutukan Alloh.
Sebab Alloh tidak pernah DENDAM terhadap ummatnya.

Dan jadikanlah hidup kita ini " KHUSNUL KHOTIMAH " jangan sampai "SU'UL KHOTIMAH " maknanya pengakhiran yang baik jangan sampai pengakhiran yang buruk.

Kisah ini benar-benar terjadi pada suatu tempat disebuah daerah di Indonesia ..
Namun Ane maaf seribu maaf ..sebab untuk menjaga Amanah dan Privasi disini ane tidak dibenarkan menyebut desa / kampung dengan detail...Harap di maklumi ..sekian Wassalam Wr Wb.
.

Istri" SHOLEHAH "

10 Nasihat Untuk Menjadi Isteri Solehah

HATI ibu mana yang tidak gembira tatkala anak gadisnya dipinang orang. Sukanya hati bukan kepalang lalu pelbagai langkah bersiap untuk melangsungkan pernikahan dijalankan menurut tertib dan adat.
Biasanya ibu dan ayah akan bertungkus-lumus berusaha menjadikan majlis akad nikah puteri kesayangannya dengan penuh komitmen supaya meriah dan ceria.
Adalah wajar ibu bapa pengantin wanita memberikan petua dan nasihat buat anaknya yang bakal melangsungkan pernikahannya. Nasihat supaya anak memelihara dan menjaga alam rumah tangganya sebaik yang terdaya.
Inilah yang pernah dilakukan istri ‘Auf ibnu Mihlam Asy-Syaibani yang dikatakan ada memberi nasihat kepada puterinya yang akan bernikah dengan Raja Kindah. Pesan istri ‘Auf Ibnu Mihlam Asy-Syaibani: “Puteriku, kini engkau meninggalkan tempat kelahiran menuju rumah baru dan orang baru yang belum pernah engkau ketahui keadaan dan wataknya. Maka, jadilah engkau sebagai pengabdi yang baik bagi suamimu, supaya dia menjadi pengabdi yang baik juga bagimu. Perhatikan baik-baik sepuluh perkara daripadaku supaya ia menjadi modal bagi hidupmu.”
Begitulah kasihnya istri ‘Auf terhadap anak gadisnya, tetapi kasihnya itu bukan mengadakan pesta besar-besaran dan serba mewah, kasih sayang dilahirkan melalui kaedah menyalurkan nasihat berguna buat anaknya melayari alam rumah tangga supaya aman sejahtera dan bahagia.
Pesanan pertama kepada anaknya: “Jadilah engkau sebagai pendamping hidupnya yang selalu menerima apa adanya. Sebenarnya nasihat istri ‘Auf itu bertepatan kehendak agama karena sikap qonaah, bersedia dengan hati lapang terhadap kemampuan suami, menu keharmonian rumah tangga”. Arti kata lain, istri tidak sesekali membebankan suami yang di luar batas kemampuannya. Inilah seharusnya ada pada diri seorang istri solehah.
Seterusnya pesanan kedua beliau: “Bergaullah engkau bersama suamimu dengan cara mendengar dan mentaatinya.” Seorang Ulama’ pernah mengatakan: “Seseorang istri itu hendaklah memberikan layanan pada suaminya, memelihara anak, mengatur urusan rumah tangga sebaik mungkin. Hendaklah dia memberikan layanan pada suami dengan layanan yang wajar dan sesuai keadaan.”
Istri ‘Auf berkata lagi: “Tunjukkanlah dirimu di hadapan matanya sebagai seseorang yang paling menarik baginya dan tampilkan dirimu di hadapan hidungnya sebagai seseorang yang paling harum.” Kebijaksanaan dan kesediaan istri menonjolkan imege/Citra pribadi dalam aspek lahiriah dan dalaman mampu mewujudkan hubungan lebih intim pasangan suami istri. Ia ibarat suatu tembok pengukuh dalam membina keluarga bahagia melalui landasan diridhoi Allah.
Beliau juga berpesan supaya memperhatikan pengaturan waktu makan yang betul dan tepat serta menjaga ketentraman masa tidur. Jadi, jika diteliti apa dipesan istri ‘Auf kepada anak gadisnya, sesuai dan relevan dijadikan sebagai pedoman kita semua.
Pesanan lain, “Sesungguhnya kelaparan seseorang akan menyebabkannya mudah beremosi dan kurang tidur pula menyebabkan seseorang itu mudah melepaskan kemarahan.”
Ini adalah langkah proaktif istri mengelakkan suasana kurang baik dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan suami. Memang lumrah manusia, emosi menjadi kurang stabil dan mudah dibelenggu rasa kurang tenang apabila perut lapar atau kurang tidur. Lagilah bahaya karena emosi negatif boleh meletus tanpa disangka. Justru, apa yang disarankan istri ‘Auf adalah jalan pintas untuk membendung anasir negatif daripada muncul dalam rumah tangga. Mengamalkan budaya mencintai kebersihan juga ditonjolkan dalam wasiatnya supaya anaknya menjaga kebersihan tempat tinggal, keamanan harta suami dan berikan perhatian kepada suamimu serta keluarganya.
Jika kita amati pesanan itu, kita akan jumpa peringatan terbaik mengenai penjagaan persekitaran rumah tangga yang ceria dan bersih. Juga terselit ingatan supaya istri menjadi seorang yang beramanah menjaga harta benda dalam rumah tangga.
Pesanan beliau selanjutnya dikira penting dipelihara rapi oleh istri. Kata beliau: “Janganlah engkau membuka rahasia suamimu kepada orang lain dan jangan engkau melanggar perintahnya”. Islam mencegah istri menceritakan hubungannya dengan suami atau hal rumah tangga kepada orang lain.
Yang terakhir katanya: “Janganlah engkau berasa susah ketika dia dalam keadaan senang dan janganlah engkau berasa senang ketika dia dalam keadaan susah, karena yang pertama termasuk moral yang tidak sesuai dan yang kedua termasuk merusakkan suasana. Jadilah engkau orang paling mengagungkan suamimu, agar dia menjadi orang yang paling memuliakanmu.” Begitulah pesanan bermanfaat dan cukup indah dikemukakan istri ‘Auf Ibnu Syaibah kepada anak gadisnya. Ibu bapa sewajarnya menitipkan pesanan untuk dijadikan panduan kepada anak yang akan melangsungkan pernikahan demi kesejahteraan rumah tangga mereka.
INFO: 10 pesanan jadi istri solehah
1 :- Senantiasa menjadi pendamping suami, menerima segala kekurangan dan tidak membebankan suami.
2 :- Mendengar dan mentaati suami.
3 :- Memberi layanan baik kepada suami, pelihara anak dan menjaga rumah tangga.
4 :- Senantiasa tampil menarik dan wangi untuk suami.
5 :- Mampu mewujudkan hubungan intim yang baik dengan suami.
6 :- Menjaga makan minum suami yang betul, tepat serta waktu tidur bagi elak emosi suami terganggu.
7 :- Senantiasa menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal.
8 :- Amanah menjaga harta benda dalam rumah tangga.
9 :- Istri tidak boleh membuka aib suami dan hal rumah tangga kepada orang lain.
10 :- Istri kena jadi orang yang paling mengagungkan suami.
Bagaimana menurut anda .. setujukah anda ?? please komen

Hebatnya WANITA

Untuk Seorang Isteri Dan Bakal Isteri


Hiasan

1) “Sekali suami minum air yang disediakan oleh istrinya adalah lebih baik dari berpuasa setahun”.
2) “Makanan yang disediakan oleh istri kepada suaminya lebih baik dari istri itu mengerjakan haji dan umrah”
3) “Mandi junub si istri disebabkan jimak oleh suaminya lebih baik baginya daripada mengorbankan 1,000 ekor kambing sebagai sedekah kepada fakir miskin”.
4) “Apabila istri hamil ia dicatitkan sebagai seorang syahid dan khidmat kepada suaminya sebagai jihad”.
5) “Pemeliharaan yang baik terhadap anak-anak adalah menjadi benteng neraka, pandangan yang baik dan harmonis terhadap suami adalah menjadi tasbih (zikir)”.
6) “Tidak akan putus ganjaran dari Allah kepada seorang istri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya”.
7) “Apabila meninggal dunia seorang dan suaminya redha, nescaya ia dimasukkan ke dalam syurga”.
“Seseorang wanita apabila ia mengerjakan sembahyang yang difardhukan ke atasnya, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatan dirinya dan taat kepada suaminya maka berhaklah ia masuk syurga dari mana-mana pintu yang ia suka”.(Hadis Riwayat Tarmizi)
“Dan ingatlah wahai wanita, semua itu terangkum di dalam suatu perkataan iaitu “TAAT”
Maka berbahagialah Anda ditakdirkan menjadi seorang " WANITA " .

Senin, 24 Juni 2013

Hikmah " PUASA "

                                 
       

Puasa elak penyakit serta tingkatkan taqwa

Selalu kita dengar orang berkata, jangan pentingkan diri sendiri, malah ustaz-ustaz juga sering mengingatkan anak muridnya supaya selalu mementingkan orang lain. “Jika kita selalu memberi nanti kita akan mendapat pulangannya,” kata pakar motivasi.

Persoalannya berapa ramai yang selalu memberi dan terus memberi, tetapi tidak mendapat pulangan yang sewajarnya? Tidak dinafikan, terdapat beberapa orang yang sering menyumbang hingga akhirnya dia pula yang jatuh miskin. Di manakah silapnya teori di atas.

Jawapan yang sering diterima ialah, boleh jadi dia tidak ikhlas dalam memberi, apatah lagi kalau dalam memberi itu dia mengharapkan pulangan pula. Ya keikhlasan hati kita amat besar nilainya di sisi Allah. Oleh sebab itu betulkan hubungan dengan Allah lahir dan batin.

Isu di atas ada kaitan dengan formula berikut, “Dalam hubungan kita dengan Allah kita perlu pentingkan diri sendiri, tetapi dalam hubangan dengan manusia kita perlu pentingkan orang lain.” Anehkan bunyinya, tetapi itulah kaedah yang sewajarnya dipraktekkan oleh umat Islam.

Oleh sebab kita sudah hampir masuk ke bulan Ramadan, formula ini cuba kita kaitkan dengan Ramadan dan amalan puasa. Sebaik sahaja kita melangkah masuk ke bulan Ramadan kita secara semula jadi akan berhadapan dengan Allah dan Manusia, malah akan lebih kerap mengadakan hubungan dengan dua pihak ini.

Hubungan dengan Allah

Puasa adalah ibadah yang menghubungkan manusia dengan Allah, sama juga dengan ibadah lain termasuk ibadah zakat.  Bukan itu sahaja, malah semua ibadah sunat mesti wujud hubungan antara manusia dengan Allah. Sebaliknya ibadah itu akan menjadi sia-sia jika dalam melakukan sesuatu ibadah hatinya terpaut kepada manusia.

Berdasarkan formula itu, apabila seseorang itu berpuasa, mereka perlu pentingkan diri sendiri. Maknanya mereka perlu pastikan bahawa sahur dilakukan mengikut peraturan yang sebaiknya. Semasa berpuasa pastikan mereka tidak melakukan perkara yang boleh membatalkan puasa. Pada masa yang sama jangan pedulikan orang lain sama dia puasa kah, dia bersahur kah, dia jaga mata kah, tidak perlu diberi komen. Biar urusan mereka dengan Allah.

Pada waktu malam pula, kita bersiap-siap untuk melakukan solat sunat tarawih. Jadi, pastikan kita hadir awal dan solat Isyak berjamaah dan sunatnya dengan sempurna. Kita perlu pastikan solat itu terbaik yang hendak kita persembahkan kepada Allah. Malah perlu kita pastikan yang solat sunat tarawih yang dilakukan terbaik dan paling sempurna. Sebaliknya jika terasa kurang disesali dan diusahakan peningkatannya.

Bayangkan jika semua umat Islam boleh jaga kepentingan diri sendiri dalam ibadah di atas, tentu mereka tiada masa untuk memikirkan kepentingan orang lain. Mereka tiada masa lagi untuk memikirkan ibadah orang lain sama ada betul atau tidak, sempurna atau tidak, sah atau tidak. Percayalah kalau kita tidak fikirkan kepentingan orang lain, kita telah selamat daripada dosa berdebat, dosa mengumpat dan dosa melakukan kerja yang sia-sia.

Kalau begitu kedudukannya, setiap kali kita berpuasa hubungan kita dengan Allah bertambah rapat dan tidak syak lagi dengan perhatian serius dalam hubungan ini akan menjadikan ibadah puasa kita itu lebih berkualitas. Ketika itu kita bukan saja sehat dari segi fizikal, malah sehat mental dan segala-galanya. Hal ini karena kita sudah tidak stres dalam memikirkan hal orang lain. Pada masa yang sama kita akan dianugerahkan sifat taqwa kerana takut untuk melakukan dosa terhadap manusia.
Hubungan dengan manusia

Dalam bulan Ramadan juga kita perlu melakukan hubungan dengan manusia seperti berniaga, bertolong bantu, berderma, memberi hadiah, nasihat ke arah kebaikan dan mengajar. Dalam menjayakan urusan ini, kita diminta supaya selalu menjaga kepentingan orang lain. Elak daripada mengambil kesempatan bagi faedah diri sendiri.

Seorang peniaga sebagai contoh, sewaktu menjual barangannya kepada pembeli perlu pastikan barangan itu berkualitas dan tidak rusak supaya pembeli mendapat manfaatnya. Tawaran harga yang ditetapkan perlu difikirkan nilainya berpatutan dan mampu dibayar oleh pembeli. Dan komunikasi antara penjual dan pembeli juga perlu dilunakkan agar tidak mengecilkan hati pelanggan.

Selain itu jika kita membuat makanan untuk berbuka puasa pastikan baik, sedap dan banyak. Maka menjelang waktu berbuka puasa, bawakan sebahagian makanan itu ke rumah tetangga. Semoga dengan itu mereka dapat merasai hasil kerja tangan kita. Biasanya tetangga itu akan pulangkan kue yang lain jika dia juga ada membuat kue. Amalan seperti ini termasuk dalam menjaga kepentingan orang lain.

Begitu juga kalau kita boleh mengajar atau memberi nasihat kepada kawan-kawan dalam soal makruf tentu perbuatan itu termasuk dalam menjaga kepentingan orang lain. Dan amalan yang paling bermanfaat ialah membantu orang susah dengan berderma atau bersodakoh dalam bulan Ramadan. Amalan ini semua akan dinilai oleh Allah sebagai kebajikan.

Percayalah dengan amalan menjaga kepentingan orang lain ini, taqwa kita akan meningkat dan bertambah baik. Paling baik lagi kalau amalan itu diteruskan walaupun selepas bulan Ramadan. Jadi, mana-mana umat Islam yang dapat menjaga kedua-dua kepentingan itu, sahlah mereka akan memperoleh kesehatan  dan ketaqwaan ..Insyalloh

Sabtu, 15 Juni 2013

Kisah Inspiratif buat Kita Semua


Kisah Si Tajir [Si kaya] Dan Tukang Becak – Sobat Tercinta, kali ini Ane punya sebuah kisah inspirasi yang sangat menarik dan bisa dijadikan sebagai contoh teladan dalam keseharian kita. Kisah inspirasi ini mengangkat sebuah cerita motivasi tentang si tajir dan seorang tukang becak. 

Pada suatu hari Si tajir yang shalih dan berprofesi sebagai pengusaha sukses sedang menginap di sebuah hotel mewah berbintang lima disemarang. Usai melakukan qiyamul-lail yang sudah menjadi rutinitasnya, ia bergegas ke luar hotel untuk mencari masjid terdekat untuk shalat Shubuh berjamaah. Waktu saat itu menunjukkan bahwa waktu adzan Shubuh kira-kira setengah jam ke depan. Sehingga Ia ingin jalan-jalan sebentar sebelum sholat shubuh. 

Begitu Ia keluar dari lobby hotel, Si Tajir pun meminta kepada tukang becak yang bernama Ibnu untuk mengantar keliling Semarang. Kira-kira belasan menit sudah Ibnu mengayuhkan pedal becak, sayup-sayup terdengar suara tarhim yang mengisyaratkan waktu shubuh akan tiba. 

Sejurus itu Ibnu berkata santun kepada penumpangnya, ”Mohon maaf ya pak, boleh tidak bapak saya pindahkan ke becak lain??” Si Tajir membalas, “Memangnya bapak mau kemana?” “Mohon maaf pak, saya mau pergi ke masjid!” jawab Ibnu. 

Terus terang Si tajir yang salih itu pun kagum atas jawaban Ibnu sang tukang becak, namun ia ingin mencari alasan mengapa Ibnu sedemikian hebat kemauannya hingga ingin pergi ke masjid. “Kenapa harus pergi ke masjid pak Ibnu?” tanyanya. Ibnu dengan polos menjawab, ”Saya sudah lama bertekad untuk mengumandangkan adzan di masjid agar orang-orang bangun dan melaksanakan shalat Shubuh. Sayang kan Pak kalau kita tidak shalat Shubuh” jelas Ibnu singkat. 

Jawaban ini semakin membuatnya bertambah kagum. Namun Ia belum begitu puas sehingga ia melontarkan pertanyaan yang menggoyah keimanan Ibnu. “Pak Ibnu, bagaimana kalau pak Ibnu tidak usah ke masjid tapi pak Ibnu temani saya saja keliling-keliling kota dan saya akan membayar Rp 700 ribu sebagai imbalannya!” Dengan santun Ibnu menolak tawaran itu, dengan mengatakan bahwa shalat sunnah Fajar itu lebih mahal daripada dunia beserta isinya!” 

Ia terkejut dan begitu takjub atas ketaatan Ibnu. Bahkan ketika Si Tajir itu memberikan tawaran dua kali lipat, tetap saja Ibnu menolak. Kekaguman pun membawanya menyadari bahwa ada pelajaran berarti yang sedang ia dapati dari seorang guru kehidupan bernama Ibnu . 

Beberapa saat kemudian, Ibnu dan Si Tajir pun tiba di salah satu masjid. Usai sholat dan puas berdoa. Si tajir yang bernama Pak bento itu lalu berdiri dan menghampiri tubuh Ibnu. Ia gamit tangan Ibnu untuk berjabat lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Sementara Ibnu belum mengerti apa maksud perbuatan yang dilakukan Si tajir. 

Dalam pelukan itu Bento membisikkan kalimat ke telinga Ibnu, ”Mohon pak Ibnu tidak menolak tawaran saya kali ini. Dalam doa munajat kepada Allah tadi saya sudah bernazar untuk memberangkatkan pak Ibnu berhaji tahun ini ke Baitullah… ., Mohon bapak jangan menolak tawaran saya ini. 

Subhanallah. … Bagai kilat yang menyambar. Betapa hati Ibnu teramat kaget mendengar penuturan Bento. Kini Ibnu pun mengeratkan pelukan ke tubuh Pak bento dan ia berkata, ”Subhanallah walhamdulillah. … terima kasih ya Allah…. terima kasih pak bento….. !” Matanya berkaca-kaca. 

Nah sobatku yg tercinta , bagaimana kisah inspirasi diatas? Sangat menarik bukan? Kedua orang dalam kisah inspirasi diatas memiliki kebulatan tekad dan prinsip yang benar-benar ia lakukan dengan sepenuh hati serta didasari niat karena Alloh semata. Tidak menjadi masalah jika seorang harus bergelut dengan kemiskinan, tetapi yang terpenting Ia harus memiliki akhlak yang baik dan prinsip beragama yang benar-benar dia jalankan. Semoga saja kisah bijak diatas bisa jadi bahan renungan malam yang bagus untuk sobat-sobat yg selalu kusayangi. Marilah kita sama - sama pelajari makna disebalik cerita diatas dan semoga berguna serta bermanfaat bagi kita semua. Amiiiiiiiiiin

Kamis, 13 Juni 2013

Tanda - Tanda KIAMAT sudah Dekat

[VIDEO] Munculnya Bara Api Di Yaman


YAMAN- Jumaat (14/06/13) Secara tiba-tiba api dan asap keluar dari perut bumi di salah satu prop Yaman. Hal ini mengundang kebanyakan rasa takut dikalangan penduduk tersebut, di mana mereka tidak pernah mendapat penjelasan secara ilmiah untuk fenomena aneh ini.
Penduduk yang tinggal di lingkungan al-Salam, kota al-Hodaidah, panik akibat meunculnya api dari bawaah tanah sebelah cekungan drainase dan lidah asap yang mengepul dari retakan bumi.
Warga Yaman mengatakan, sejak 10 hari yang lalu secara tiba-tiba asap mengepul dan keluar dari bumi. Kemudian diikuti oleh kebakaran yang mengakibatkan retakan. Dan dua hari kemudian api semakin meningkat secara mendadak.
Maka sesungguhnya telah datang (hari Kiamat) tanda-tandanya. (QS.47:18)
Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (QS.54:46)
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS.21:01)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bashra.”
Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra, berkata: “Datang kepada kami Rasulullah SAW dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat”. Lalu Nabi SAW bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam as, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”. – (H.R Muslim)
Wallahu’alam

Marilah kita memperbanyak Amalan untuk bekal persediaan di hari Akhir nanti
                                                                        

Balasan Maksiat

Lima kemaksiatan yang disegerakan balasannya

                                                                       
                                                                   
Menghampiri akhir zaman, semua jenis kemaksiatan sudah dilakukan oleh semua umat manusia. Namun, ada sebuah hadis yang menyatakan bahwa ada beberapa jenis maksiat yang akan disegerakan balasannya dari maksiat itu.

Dari Ibnu Umar RA ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendatangi kami (pada suatu hari) kemudian beliau bersabda,' "Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu telah diuji dengannya (kalau kamu telah mengerjakannya), maka tidak ada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah subhanahu wa Ta'ala, semoga kamu tidak menemui zaman itu. Perkara-perkara itu ialah:

1. Tidak nampak perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus terang melakukannya, melainkan akan berjangkit di kalangan mereka wabak penyakit menular (Tha'un) dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pemah menimpa umat-umat yang terdahulu.

2. Dan tiada mereka mengurangkan sukatan / ukuran dan timbangan, kecuali mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan mencari rezeki dan kezaliman daripada kalangan pemimpin mereka

3. Dan tidak menahan mereka akan zakat harta benda kecuali ditahan untuk mereka air hujan dari langit. Jikalau tidak ada binatang (yang juga hidup di atas permukaan bumi ini) tentunya mereka tidak akan diberi hujan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

4. Dan tiada mereka menyalahi akan janji Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menurunkan ke atas mereka musuh yang akan merampas sebahagian dari apa yang ada di tangan mereka

5. Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur'an dan tidak mahu menjadikannya sebagai pilihan, maka (di waktu itu) Allah akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri. " (HR Ibnu Majah)

Keterangan Hadis di atas menerangkan bahawa:
1. Penyakit Taun (berjangkit seperti kolera dan Aids) adalah disebabkan banyaknya terjadi perzinaan.

2. Sukar mencari rezeki dan kezaliman pimpinan adalah disebabkan daripada rakyat yang mengurangkan sukatan, ukuran dan timbangan.

3. Kemarau panjang disebabkan tidak mengeluarkan zakat.

4. Kuasa musuh mengambil sebahagian daripada apa yang dimiliki kaum Muslimin (seperti hilangnya Tanah Palestin daripada tangan kaum Muslimin) disebabkan mereka mengkhianati janji-janjinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

5. Perang saudara yang berlaku dalam kalangan kaum Muslimin disebabkan mereka mengabaikan hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai undang-undang di dalam kehidupan.

" Sang LEGENDA Hidup "

Tidak ada yang meragukan bila Zinedine Yazid Zidane adalah pemain sepak bola Muslim paling berjaya di Eropah, bahkan dunia. Meskipun ramai pemain sepak bola Muslim yang berjaya mengadu nasib di liga-liga Eropah, tapi belum ada yang mampu menyamai prestasi Zidane di kancah sepak bola Benua Biru.
Ya, tak sedikit yang memuji penampilan Zidane. Bahkan Pengarah Teknik UEFA, Andy Roxburgh menyanjungi lelaki keturunan Algeria tersebut adalah pengeluaran dari syurga. (Baca: Zinedine Zidane Pengeluaran dari Syurga). “Saya percaya di kepalanya (Zidane) ada tulisan ‘made in heaven’. Dia benar-benar anugerah dari Tuhan,” ujar Andy di satu kesempatan.
Bekas pengatur serangan Les Bleus ini dikenali sebagai pemilik gaya menggiring bola sambil meliukkan badan. Tidak seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo yang ketika mendapat peluang langsung menggiring si kulit bundar menusuk ke jantung pertahanan lawan kemudian menceploskan bola. Zidane tampil laiknya maestro seniman lapangan dengan memperagakan penampilan elegan dan indah. Namun, lawan dibuat tidak berkutik lantaran sukar merebut bola dari kakinya.

Lelaki yang kini menjabat manager olah raga Real Madrid ini merupakan sosok playmaker yang sempurna bagi klub mahupun timnas. Pada masanya, hanya Ronaldo Luiz Nazario de Lima yang boleh dikatakan sejajar dengannya. Lelaki berbangsa Perancis itu mampu mengolah bola dengan baik dan memberikan operan maut yang boleh menembusi pertahanan lawan.

Kemampuannya mengocek bola membuat lawan terpana, sebab seolah-seolah bola melekat di kakinya. Alhasil hampir semua kejuara'an, baik di klub mahupun timnas berhasil direbut bekas pemain Juventus ini. Tak heran bila Zidane mampu meraih gelar tiga kali Pemain Terbaik Dunia FIFA (1998, 2000, dan 2003).
Peminat sepak bola dunia pasti masih ingat dengan puncak Liga Champions 2001/2002, yang mempertemukan Madrid kontra Bayer Leverkusen. Skor ketika itu sama kuat, 1-1. Menerima umpan dari Roberto Carlos yang menyisir sisi kanan pertahanan Leverkusen, Zidane melakukan tendangan first time dan membuat kedudukan menjadi 2-1. Madrid meraih gelar Liga Champions kesembilan. Gol tersebut dinilai gelandang Chelsea dan Timnas Inggris, Frank Lampard sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Meski pencapaiannya di lapangan luar biasa, namun Zidane tidak lupa untuk meletakkan dirinya sebagai seorang Muslim. Ia disebut-sebut sebagai atlet dunia yang taat menjalankan kewajiban sholat lima waktu. Dengan menunaikan perintah yang menjadi tiang agama tersebut maka Zidane mengaku penampilannya di lapangan bisa semakin baik. “Solat adalah sumber kekuatanku. Karena setelah sholat, hati dan jiwaku terasa tenang dan tentram, ”
Inilah prestasi Zidane yang pernah diraihnya :
Scudetto Liga Itali Serie-A musim 1996/1997 dan 1997/1998 bersama Juventus
Piala Dunia 1998 bersama pasukan Perancis
Piala Eropah 2000 bersama pasukan Perancis
Liga Champions 2002 bersama Real Madrid
Piala Toyota (sekarang Piala Dunia Antara kelab) pada 1996 (bersama Juventus) dan 2002 (Bersama Madrid)
La Liga Sepanyol musim 2002/2003 bersama Madrid
Runner Up Piala Dunia 2006 bersama pasukan Perancis
Pemain Terbaik Dunia FIFA pada 1998, 2000, dan 2003.
Pemain Terbaik Eropah pada 1998 ..

Salam dari Zidane buat Ummat Muslim seluruh Dunia ..
sumber dari republika.co.id

Kamis, 06 Juni 2013

Makna dari gerakan "SHOLAT"

                                                                            

Filosofi Gerakan Sholat 

Sholat yang telah Kita lakukan selama ini tentu bukan sekedar kewajiban, namun juga merupakan kebutuhan untuk jiwa kita. Merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan- gerakan sholat yang Kita lakukan sehari- hari.

                                                                           


1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)
Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting perjalan hidup. Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup.

2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial juga harus ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”.

Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua tangan mendekap ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.


3. Rukuk (Penghormatan)
Mengenal Allah melalui hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam- macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi, Rosul, dll. Ini merupakan bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu. Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika itu semua ciptaan Allah dan dengan para UtusanNya, kita tahu tujuan hidup serta cara mengisi kehidupan ini agar selamat.

4. Itidal (Puja- puji pada Allah)
Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah, maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani hidup ini sesuai Kehendak Allah.

5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)
Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi, maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada atas segala kuasa dan kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita.

Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/ hati/ jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud dengan doa : “Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni (sayangi aku), Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfa’ni (tinggikanlah derajadku), warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini (tunjukilah aku), wa’fani (sehatkan aku), wa’fu’anni (maafkan aku).

Sujud kedua merupakan pernyataan pengagungan Allah secara lebih personal antara makhluk dengan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan. Dan pada waktu itu juga, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam sujud kita yang panjang

6. Duduk diantara 2 Sujud (Permohonan)
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan denganNya, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.

7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar
Tahap pemantapan, karena perjalanan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa, maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh, yaitu dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan ruh hamba- hamba sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya kita dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita.

Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi (Ibrohim) yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Setan dan Jin agar kita dapat tetap istiqomah dan berhasil mencapai Allah.

8. Salam
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama- sama melakukan perjalanan dalam hidup ini (aspek kemasyarakatan). Menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi. Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.

Semoga bermanfaat

Senin, 03 Juni 2013

"Maafkan Aku wahai Suamiku"

                                                                             
Cinta Seorang Suami [ Baca Sampe Mewek Gan ] - Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

                                                                                    

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku.

Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.