Pages

Sabtu, 28 September 2013

Jenazah sahabat Nabi

                                                 

Kisah sahabat yang jenazahnya dilindungi lebah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ' anhu dia berkata , "Rasulullah shallallohu ' alaihi wa sallam mengutus 10 inteljen yang dipimpin Ashim bin Tsabit al -Anshari datuk Ashim bin al -Khaththab. Ketika mereka tiba di daerah Huddah antara Asafan dan Mekah mereka berhenti di sebuah kampung suku Hudhail yang biasa disebut sebagai Bani Luhayan .

Kemudian Bani Luhayan menghantar kira-kira 100 orang pasukan memanah untuk mengejar para inteljen Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam. Mereka dapat menemui sisa makanan berupa biji kurma yang mereka makan di tempat istirahat itu. Mereka berkata , 'Ini adalah biji kurma Madinah, kita harus mengikuti jejak mereka. '



Ashim merasa rombongannya diikuti Bani Luhayan, kemudian mereka berlindung di sebuah kebun. Bani Luhayan berkata, ' Turun dan menyerahlah, kami akan membuat perjanjian dan tidak akan membunuh salah seorang di antara kalian. ' Ashim bin Tsabit berkata , 'Aku tidak akan menyerahkan diri pada orang kafir. ' Lalu memanjatkan doa, 'Ya Allah, beritakan keadaan kami ini kepada Nabi -Mu shallallohu 'alaihi wa sallam. '

Rombongan Bani Luhayan merejam utusan Rasulullah dengan tombak sehingga Ashim pun terbunuh. Utusan Rasulullah tinggal tiga orang, mereka bersetuju untuk membuat perjanjian. Mereka itu adalah Hubaib, Zaid bin Dasnah dan seorang lelaki yang kemudian ditombak pula setelah mengikatnya. Lelaki yang ketiga itu berkata, 'Ini adalah pengkhianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan berkompromi kepadamu kerana aku telah mempunyai teladan ( sahabat- sahabatku yang terbunuh ) . '

Kemudian rombongan Bani Hudhail membawa pergi Hubaib dan Zaid bin Dasnah, mereka berdua dijual. Ini berlaku setelah peperangan Badar. Adalah Bani Harits bin Amr bin Nufail yang membeli Hubaib. Kerana Hubaib adalah orang yang membunuh al -Harits bin Amir pada peperangan Badar. Kini Hubaib menjadi tawanan Bani al -Harits yang telah bersepakat untuk membunuhnya.

Pada suatu hari Hubaib meminjam pisau cukur dari salah seorang anak perempuan al-Harits untuk mencukur kumisnya, perempuan itu meminjamkanya. Tiba-tiba anak lelaki perempuan itu mendekati Hubaib bahkan duduk dipangkuannya tanpa sepengetahuan ibunya. Sementara tangan kanan Hubaib memegang pisau cukur. Wanita itu berkata, "Aku sangat terkejut". Hubaib tahu. Hubaib berkata, "Apakah kamu risau aku akan membunuh anakmu? Aku tidak mungkin membunuhnya"

Wanita itu berkata , "Demi Allah aku tidak pernah melihat tawanan sebaik Hubaib. Dan demi Allah pada suatu hari, aku melihat Hubaib makan setangkai anggur dari tangannya padahal kedua tangannya dibelenggu dengan besi, sementara di Mekah bukan musim buah. Sungguh itu merupakan rezeki yang dianugerahkan Allah kepada Hubaib."

Ketika Bani al-Harits membawa keluar Hubaib dari tanah haram untuk membunuhnya, Hubaib berkata, ' Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan solat dua rakaat" Mereka membenarkan solat dua rakaat. Hubaib berkata, "Demi Allah, sekiranya kalian tidak menuduhku berputus asa pasti aku menambah solatku" Lalu Hubaib memanjatkan doa, "Ya Allah, susutkanlah jumlah bilangan mereka, musnahkanlah mereka, sehingga tidak ada seorang pun dari keturunannya yang hidup" lalu mengucapkan syair :

Mati bagiku bukan masalah , selama aku mati dalam keadaan Islam
Dengan cara apa saja Allahlah tempat kembaliku
Semua itu aku kurbankan demi Engkau Ya Allah
Jika Engkau berkenan,
berkahilah aku berada dalam tembolok burung kerana lukaku ( syahid )

Lalu Abu Sirwa'ah Uqbah bin Harits tampil untuk membunuh Hubaib. Hubaib adalah orang Islam pertama yang dibunuh dan sebelum dibunuh melakukan solat.

Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam memberitahu para sahabat pada hari diseksanya Hubaib, bahawa kaum Quraisy mengutus beberapa orang untuk mencari bukti bahawa Ashim bin Tsabit telah terbunuh dalam peristiwa itu, mereka mencari potongan tubuh Ashim karena Ashim adalah yang membunuh salah seorang pembesar Quraisy. Tetapi Allah melindungi jenazah Ashim dengan menghantar sejenis sekawan lebah yang melindungi jenazah Ashim , sehingga orang- orang itu tidak mampu memotong bahagian tubuh jenazah Ashim sedikit pun. " (HR. Al- Bukhari , no. 3989 ; Abu Dawud , no. 2660. )

Kamis, 26 September 2013

Siapakah Diantara kita yang bathil

                                                     


Golongan yang manakah yang sebenarnya Bathil?
Tuduhan Bathil !! Mereka Menuduh Salafiy Benci Dzikir dan Shalawat Sebagian besar kaum muslim baik dari kalangan intelektual hingga awam menyangka dan mengira bahwa Salafiy benci terhadap dzikir dan shalawat kepada Baginda Rasulullah 'shallallohu alaihi wa sallam, sampai ada seseorang yang datang dan bercerita, beliau hafizhahullaahuta'ala berkata :

"Sahabat, kata mereka (orang yang gemar berbuat bid'ah) Golongan Salafiy enggan dan membenci dzikir dan shalawat kepada Alloh dan Rasul-Nya Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Orang tersebut beragumentasi demikian karena melihat Salafiy tidak pernah mengikuti maulid yang ia anggap sebagai shalawat kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam."

Kita katakan :

Baarakallahu fiykum. Ketahuilah wahai saudaraku kaum muslimin yang saya cintai karena Alloh Subhanahu wa Ta'ala, bahwasanya mencintai Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam ialah dengan mentaati  justru bukanya malah menyelisihi baginda?  sebagaimana Alloh 'Azza wa Jalla berfirman :

"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali 'Imran [3] : 31)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullohu ta'ala ketika menafsirkan ayat di atas berkata :

"Ayat yang mulia ini merupakan hakim atau pemutus bagi orang-orang yang mengaku cinta Alloh dan Rasul-Nya tetapi dia tidak mengikuti jalan yang ditempuh Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam, dia dusta dalam pengakuannya (cintanya) sehingga dia mengikuti syari'at (ajaran) dan agama Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam dalam setiap ucapan, perbuatan dan keadaannya." (Tafsir Ibnu Katsir, I/477)

Disini Alloh Rabbul 'Izzati wal Jalalah menjadikan ketaatan kepada Rasulullah Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam sebagai tanda kecintaan kepada Alloh dan Rasul-Nya Muhammad 'alaihi shallotu wa sallam.

Itulah hakikat cinta yang hakiki, sekarang mungkinkah seseorang dikatakan mencintai orang lain sementara ia menyelisihi dan mengkhianati orang yang ia cintai ??


Al-Jawaab :

Tidak mungkin!! oleh karena itu Salafiyyun adalah yang terdepan dalam mencintai Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam dengan mentaati dan mengikuti serta menghidupkan sunnah-sunnah beliau shallallohu 'alaihi wa sallam.

Kemudian anggapan atau tuduhan mereka bahwa Salafiy benci terhadap dzikir dan shalawat, maka ini adalah tuduhan mentah yang sangat bathil, sebab tahu darimanakah mereka dan apakah sudah mereka survei satu persatu orang yang mengaku Salafiy atau hanya sekedar tuduhan dusta lagi didustakan ??

Kalaulah tolak ukur benci dan kecintaan kepada Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam hanya diukur dengan hal atau ritual bid'ah semacam maulid, maka apakah mereka akan tetap mengatakan para Shahabat ridwaanullahi 'alaihim ajma'iin semisal 'Aisyah, Abu Bakar ash-Shiddiq, 'Umar bin al-Khaththab dan 'Utsman bin 'Affan radhiyallaahu ta'ala 'anhum tidak mencintai Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam karena tidak pernah melakukan dan merayakan maulid Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam ??

Begitu juga dengan Imam Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi'iy, serta Ahmad bin Hanbal rahimakumullohu ta'ala yang tidak pernah merayakan atau mengamalkan ibadah yang mereka anggap sebagai tolak ukur benci dan cinta kepada Baginda Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam ??

Demi Alloh, kami berdzikir, dan kami pun bershalawat, namun itu kami lakukan dengan berittiba' atau mengikuti ajaran atau sunnah Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam bukan dengan berbuat bid'ah yang diada-adakan, sebab dzikir dan shalawat itulah yang kami ingkari karena tidak mempunyai dasar di dalam Islam.

Dari 'Aisyah radhiyallaahu ta'ala 'anha, ia berkata, Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa yang mengada-adakan hal yang baru (bid'ah) di dalam urusan agama kami ini yang tidak ada contoh sebelumnya maka amalan tersebut tertolak." (Shahiih, Muttafaqun 'alaihi. HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, Kitab ash-Shulhi, Bab Idzash Thalahuu 'ala Shulhi Jaurin, no. 2697, Muslim dalam Shahiih-nya, Kitab al-Aqdhiyah, Bab Naqdhi al-Ahkam al-Bathilah, no. 1718 [17, 18], Ahmad dalam Musnad-nya, VI/73, 146, 180, 240, 256, 270, Abu Dawud dalam Sunan-nya, Kitab as-Sunnah, Bab Fii Luzumis Sunnah, no. 4606, dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya, Bab Ittiba'i Sunnati Rasulillah, no. 14)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahiih-nya disebutkan bahwa Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa melakukan suatu amalan, yang tidak ada contoh sebelumnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak." (Shahiih, HR. Muslim, no. 1718 [17, 18])

Lalu mereka mengklaim mencintai Nabi Muhammad shallallohu 'alaihi wa sallam namun menyelisihi dan membenci sunnah-sunnahnya serta menghina kaum muslimin yang istiqomah di atas sunnah dengan memberikan gelar yang buruk semisal :
1. Wahhabi.(Golongan yang tidak melakukan maulid nabi' tidak tahlilan' tidak selamatan 7'40'100 hari orang meninggal)
2. Ninja (sebutan bagi wanita bercadar).
3. Kebanjiran (sebutan bagi laki-laki yang clananya sebatas mata kaki).
4. Kambing (sebutan bagi laki-laki berjenggot).
5. Dan masih banyak lagi...

Wallohi, tidak sekali-kali tidak, cintamu itu dusta wahai saudaraku !!

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, keputusannya (terserah) kepada Alloh." (QS. Asy-Syuuraa [42] : 10)

Imam Muhammad bin Syihab az-Zuhri rahimahullohu ta'ala berkata :

"Alloh yang menganugerahkan risalah (mengutus para Rasul), kewajiban Rasul adalah menyampaikan risalah, dan kewajiban kita adalah tunduk dan taat (kepada apa yang sampaikan oleh para Rasul)." (Fat-hul Baari, XIII/503)

Selasa, 24 September 2013

" MAHALNYA SEBUAH HIDAYAH "

                                                     

Hidayah itu sesuatu yang sangat Mahal..
Seandainya hidayah itu bisa dibeli di pasar-pasar, maka kita semua tentu siap bekerja keras membanting tulang siang dan malam, mencari uang sebanyak-banyaknya, agar kita bisa membeli hidayah yang sebanyak-banyaknya pula. Kemudian kita berikan pada keluarga, karib kerabat, tetangga, teman-teman, serta siapa saja yang kita cintai dan kita inginkan kebaikan baginya..

Namun...

Hidayah tidak bisa dibeli.. Hidayah tidak dijual.. Hidayah tidak bisa ditebus dengan segepok uang, tidak pula dengan segunung emas permata.. Hidayah pun tidak bisa dihadiahkan...

Sebab, hidayah ada di tangan Allah. Milik Allah. Haknya Allah. Terserah kehendak Allah, dianugerahkan kepada siapa hidayah itu...

Hidayah tidaklah diberikan kepada orang yang banyak uang. Namun, Allah karuniakan kepada orang yang tulus mencintai, mencari, serta mempelajari al-haq. Allah Maha Tahu, siapa dari kalangan para hamba-Nya yang pantas beroleh hidayah. Yakni para hamba yang memang hati nuraninya menghendaki kebaikan untuk dirinya, untuk kebahagiaan akhiratnya..

Hidayah akan sulit diraih oleh jiwa yang sombong terhadap kebenaran, serta merasa tak butuh kepada kebaikan dirinya dalam hidup di dunia dan akhirat..

Maka....

Bila hingga hari ini kita belum mengecap manisnya hidayah, belum berpijak di atas al-haq, periksalah jiwa kita. Barangkali jiwa ini congkak terhadap kebenaran, barangkali kita malas mencari dan mempelajari kebenaran, hingga hidayah itu tak jua menyapa..dan Kita selalu panjatkan Do'a..

Robbana aatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar..

"Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari adzab Neraka)." (HR. Bukhari no. 4522 dan Muslim no. 2690)

Jumat, 20 September 2013

Abdulah bin saba'

Ternyata Abdullah bin Saba’ bukan Tokoh Rekaan

                                                                     
                 

Para ‘ulama terdahulu, baik dari kalangan ahli hadits, ahli sejarah, ataupun yang lainnya telah sepakat akan keberadaan tokoh besar syi’ah sekaligus pendirinya yang bernama Abdullah bin Saba’, tidak ada yang mengingkarinya kecuali sebagian syi’ah rafidhah.
—————
Abdullah bin Saba’ yang juga dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda’ adalah seorang Yahudi yang berasal dari negeri Yaman, tepatnya dari daerah Shan’a (Ibu kota Yaman). Ia berpura-pura masuk islam pada masa pemerintahan Utsman bin ‘Affan untuk menghancurkan islam dari dalam.
Berbagai macam fitnah ia timbulkan. Ia terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman bin ‘Affan, juga terlibat mengobarkan fitnah pada perang Jamal antara Ali dan ‘Aisyah, dan perang Shiffin antara Ali dan Mu’awiyyah radhiallahu ‘anhum. Kemudian pada pemerintahan ‘Ali ia kembali membuat ulah dengan memunculkan satu fitnah besar yaitu mengajak manusia untuk meyakini Khalifah Ali sebagai Tuhan. Dengan sebab ulahnya itulah para Saba’iyyah ketika itu harus rela dibakar oleh seorang yang mereka anggap sebagai Tuhan.[1]
Abdullah bin Saba’ atau yang juga disebut dengan Ibnu Sauda’ bukanlah tokoh fikti sebagaimana sangkaan sebagian orang-orang syi’ah sekarang. Diantara alasan mereka yang tidak mengakui keberadaan Abdullah bin Saba’ adalah, kata mereka, riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang hakekat Abdullah bin Saba’ adalah lemah karena melewati jalur seorang perawi bernama Saif bin Umar At-Tamimi, ia telah dilemahkan oleh beberapa pakar hadits Ahlus Sunnah terkemuka.
Alasan mereka yang sangat lemah ini dapat kita jawab dari beberapa sisi:
Pertama: pernyataan mereka bahwa para ulama pakar hadits telah melemahkan Saif bin ‘Umar At-Tamimi adalah benar. Akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa yang mereka lemahkan adalah periwayatan haditsnya (maksudnya jika ia meriwayatkan hadits maka haditsnya lemah) adapun dalam masalah sejarah maka beliau dapat dijadikan sandaran dan rujukan, hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Hajar (beliau termasuk ulama yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) dalam kitabnya Tahdzibut Tahdzib 1/408 dan Taqribut Tahdzib1/408 :
Saif bin Umar At-Tamimi pengarang kitab Ar-Riddah, ada yang mengatakan dia Adh-Dhabi ada yang mengatakan selainnya, Al-Kufi Dha’if haditsnya, (akan tetapi) Umdah(bisa dijadikan sandaran) dalam bidang tarikh/sejarah.”
Imam Adz-Dzahabi (juga ‘ulama yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) berkata dalam kitabnya Mizanul I’tidal 2/ 255, “Ia adalah pakar sejarah yang paham.”
Demikian pula Al-Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi 10/249 menyebutkan seperti ucapan Ibnu Hajar diatas.
Umar Kahalah dalam kitabnya Mu’jamul Muallifin 4/288 mengatakan, “Saif bin Umar At-Tamimi Al Burjumi, Ahli sejarah berasal dari Kufah.”
Maka jelaslah bahwa yang dilemahkan oleh para muhaditsin adalah riwayat haditsnya, adapun dalam permasalahan sejarah maka beliau termasuk ahlinya yang dapat dijadikan sandaran.
Kedua: perlu diketahui bahwa riwayat-riwayat yang menjelaskan keberadaan Abdullah bin Saba’ baik yang terdapat dalam kitab Tarikh Ibnu Asakir, Tarikh Thabari, atau selain keduanya tidak hanya datang dari jalur Saif bin Umar At-Tamimi, akan tetapi juga diriwayatkan dari beberapa jalur yang sebagiannya shahih. Diantaranya adalah:
  • Diriwayatkan dari jalur Abu Khaitsamah ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abbad ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Ammar ad-Duhani katanya, saya mendengar Abu Thufail berkata …..”
  • Diriwayatkan melalui jalur ‘Amr bin Marzuk ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Zain bin Wahb ia berkata, “Ali radhiallahu ‘anhu berkata, ‘ada apa denganku dan dengan orang jahat yang hitam ini (maksudnya Abdullah bin Saba’) ia telah mencela Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhu.”
  • Diriwayatkan pula melalui jalur Muhammad bin ‘Utsman bin Abi Syaibah ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ala ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyas dari Mujalid dari Sya’bi ia berkata, “Pertama kali yang berdusta adalah Abdullah bin Saba’.”
  • Ibnu Ya’la Al-Mushili berkata dalam kitab Musnadnya, “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan Al-Asadi ia berkata, telah menceritakan kepada kami Harun bin Shalih dari Harits bin Abdurrahman dari Abul Jallas katanya, ‘aku mendengar Ali berkata kepada Abdullah bin Saba’, ‘….”
  • Berkata Abu Ishaq al-Fazzari dari Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Abu Za’ra’ dari Zaid bin Wahb …………. (lihat semuanya di Lisanul Mizan 2/40)
Ketiga: juga terdapat dalam kitab rujukan Syi’ah baik itu kitab tentang firqah, hadits, atau rijal riwayat yang cukup banyak yang sama sekali tidak melewati jalur Saif bin Umar At-Tamimi. Sebagaimana yang akan kita jelaskan insya Allah
Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Ahlus Sunnah
Tentunya sangat banyak sekali penyebutan Abdullah bin Saba’ dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah yang kesemuanya tidak lain menunjukkan keyakinan mereka akan keberadaannya:
  • Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari seorang Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
  • Imam Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang ekstrim, ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
  • Ibnu Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling ekstrim…. Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaumSabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin Abi Thalib. Beliau telah membakar mereka dengan api pada masa kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
  • Abul Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika menceritakan tentang As-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang membakar mereka adalah Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang meyakini padanya (pada Ali) ada sifat ketuhanan, merekalah yang disebut kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
  • Abdullah bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil Hadits1/21 berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada manusia selain mereka (yaitu rafidhah ekstrim). Sesungguhnya Abdullah bin Saba’ meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali.”
  • Az Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.” (Al-A’lam 4/88)
Demikian pula, para ulama’ Ahlus Sunnah sering sekali menjuluki seorang rawi yang beraqidah Rafidhah ekstrim sebagai Sabaiyyah (pengikut Abdullah bin Saba’), kalau seandainya Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif mana mungkin mereka memakai istilah tersebut.
  • Ash-Shafadi berkata, “As-Sabaiyyah dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’.’ (Al-Wafil Wafayat 5/30)
  • Beliau juga berkata, “Pendiri As-Sabaiyyah adalah Abdullah bin Saba’, dialah pendiri kelompok Sabaiyyah, dia pula yang berkata kepada Ali bin Abi Thalibradhiallahu ‘anhu, ‘Kamu adalah Tuhan.” (5/393)
  • Ibnu Hibban berkata, “Dan adalah al-Kalbi seorang Sabaiyyah termasuk yang berkeyakinan Sesungguhnya Ali belum mati, dia akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat…” (Al-Majruhin 2/253)
  • Ibnu Makula berkata dalam kitab Rijalnya, “Faraj bin Sa’id bin ‘Alqamah bin Abyadh bin Hamal As Sabay… dan Sabayyah termasuk rafidhah yang paling ekstrim nisbah kepada Abdullah bin Saba’. (lihat Ikmalul Kamal 4/536)
  • As Sam’ani dalam kitabnya Al Ansab 3/209 berkata, “Dan Abdullah bin Wahb as Saba’i, gembong khawarij, menurutku bahwa Abdullah bin Wahb ini dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’, dia dari rafidhah, dan jama’ah dari mereka yang dinisbahkan kepadanya disebut, as Sabaiyyah.”
  • As Suyuthi dalam kitabnya Lubbul Lubab fi Tahriril Ansab 1/42 berkata, “…Dan (dinisbahkan juga) kepada Abdullah bin Saba’ pendiri Sabaiyyah dari rafidhah.”
  • Dan selain mereka banyak sekali.
Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Syi’ah
  • Al Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad bin Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin Abdillah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan Muhammad bin ‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi dari Aban bin Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata, ‘La’nat Allah atas Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah! Amirul Mukminin hanyalah seorang hamba yang taat.”
  • Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti diatas dengan sanad yang berbeda.
  • Dan selain keduanya.
Maka dari uraian diatas kita mengetahui bahwa Abdullah bin Saba’ bukanlah tokoh fiktif/khayalan/rekaan/dongeng. Ini telah menjadi kesepakatan para ‘ulama sejarah, hadits, dan pengarang kitab tentang firqah, thabaqat, Rijal, adab, dan Ansab. Maka kaum syi’ah tidak memiliki celah untuk mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’.
Jadi pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada dalam kitab TarikhAth-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun beliau adalah seorang yang dapat dijadikan sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan diatas.
Setelah ini semua, masihkah kita mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’ si Yahudi yang berpura-pura masuk islam?
Inilah yang dapat kami suguhkan pada kesempatan kali ini.

Selasa, 17 September 2013

Bahayanya menanggalkan jilbab

Inilah resikonya jika anda menanggalkan jilbab

                                                                              

Berikut ini beberapa hal yang akan timbul apabila jilbab ditanggalkan:
- Tidak ada bedanya penampilan wanita muslim dengan kafir
Allah  memerintahkan kaum muslimah untuk berjilbab, salah satunya adalah agar mereka lebih dikenal dan diketahui sebagai muslimah. Jadi, jilbab sesungguhnya adalah pakaian identitas seorang muslimah. Pakaian inilah yang membedakan seorang wanita Islam dengan wanita kafir. Dengan pakaian ini, jelas wanita akan tampak lebih berharga dan terhormat, dibandingkan wanita yang mengumbar auratnya. Sebagaimana barang dagangan, biasanya yang tertutup dengan rapi, lebih berharga dan lebih mahal daripada yang diobral dan bisa dijamah semua orang.
- Menjadikan wanita hilang rasa malunya, terjajah oleh mode dan dieksploitasi
Seorang wanita yang tidak berjilbab, biasanya akan berpakaian mengikuti tren atau mode yang berkembang. Padahal mode berpakaian itu selalu berubah-ubah, meskipun sama-sama mengumbar aurat. Berbagai model pakaian modis dan terlihat seksi ingin dibeli dan dipakainya. Karena itu, saat ini, marak anak-anak remaja yang berpakaian “kurang bahan” dan bergaya ala artis. Tentu ini sangat memprihatinkan.
Di sisi lain, banyak wanita yang  kebetulan memiliki tubuh indah dan wajah cantik, tergiur untuk menjadi fotomodel, bintang iklan atau mengikuti berbagai kontes kecantikan. Yang dinilai dari mereka cuma tinggi badan, lingkar dada, dan segala hal yang sifatnya fisik, bukan intelektualitas serta akhlak. Di sana aurat perempuan diumbar di bawah lensa kamera, rasa malu dibuang jauh-jauh. Sebenarnya, itu semua adalah penghinaan bagi martabat kaum wanita. Wanita hanya dijadikan pelaris barang dagangan. Sayang, demi uang, banyak wanita yang tidak merasa terhina, dan malah bangga menjalani  profesi itu.
- Maraknya pelecehan dan tindak asusila terhadap wanita
Saat ini sangat marak diberitakan berbagai kasus pelecehan seksual maupun tindak perkosaan terhadap kaum wanita. Dalam berbagai kasus tersebut, kesalahan bukan 100% dari pihak lelaki, karena kadang wanita juga berperan dengan berpakaian minim dan merangsang.
Sebenarnya, dengan berjilbab, seorang wanita telah “membantu” kaum Adam untuk menjaga pandangannya dari hal yang diharamkan.  Sebaliknya, dengan mengumbar aurat, seorang wanita juga telah memancing laki-laki untuk mengumbar pandangan dan hasrat seksualnya. Mereka memancing para lelaki untuk “mengganggunya.”
- Termasuk golongan penghuni neraka
Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah bersabda;
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”(Riwayat Muslim)
Di dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi berkata, “Hadits ini termasuk salah satu mukjizat kenabian. Sungguh, akan muncul kedua golongan itu. Hadits ini bertutur tentang celaan kepada dua golongan tersebut. Sebagian ulama berpendapat, bahwa maksud dari hadits ini adalah wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak pernah bersyukur atas karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap sebagian tubuhnya yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan yang lain. Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya (transparan)…mereka digelung dengan kain kerudung, s, atau yang lainnya, hingga tampak besar seperti punuk .”
Demikianlah, wanita-wanita yang disebutkan dalam hadits tersebut kini telah bermunculan. Semakin lama semakin banyak. Mereka ada di televisi, koran, majalah, internet, dan di panggung-panggung hiburan. Mereka senang dan bangga jika para lelaki terpesona dan mabuk kepayang dengan kecantikannya. Padahal, dibalik itu ancaman sebagai penghuni neraka sudah jelas di depan mata…

Jumat, 06 September 2013

Kisah nyata dari Amerika

                                                                        
Bukti keutamaan ayat Kursi
                                                           
Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab.Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman . Suasana jalan setapak sepi . Ia melewati jalan pintas.
Di ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria Kaukasian. Ia menyangka pria itu seorang warga Amerika . Tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.
Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah. Kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca Ayat Kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt. Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa. Sekilas ia melirik ke arah pria itu. Orang itu asik dengan rokoknya, dan seolah tidak mempedulikannya.
Keesokan harinya , wanita itu melihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam. Dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di lorong gelap itu. Karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintas jalan pintas tersebut.
Hati muslimah ini pun tergerak karena wanita tadi melintas jalan pintas itu hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana. Dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku dari kotak kaca, dari beberapa orang yang dicurigai polisi.
Muslimah ini pun memberanikan diri datang ke kantor polisi, dan memberitahukan bahwa rasanya ia bisa mengenali sosok pelaku pelecehan kepada wanita tersebut, karena ia menggunakan jalan yang sama sesaat sebelum wanita tadi melintas.
Melalui kamera rahasia, akhirnya muslimah ini pun bisa menunjuk salah seorang yang diduga sebagai pelaku. Ia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong itu dan mengacuhkannya sambil terus merokok .
Melalui interogasi polisi akhirnya orang yang diyakini oleh muslimah tadi mengakui perbuatannya. Tergerak oleh rasa ingin tahu, muslimah ini menemui pelaku tadi dan didampingi oleh polisi.
Muslimah : “Apa Anda melihat saya? Saya juga melewati jalan itu beberapa menit sebelum wanita yang kau perkosa itu?  Mengapa Anda hanya mengganggunya tapi tidak mengganggu saya? Mengapa Anda tidak berbuat apa-apa padahal waktu itu saya sendirian?”
Penjahat :  menjawab“Tentu saja saya melihatmu malam tadi. Anda berada di sana malam tadi beberapa menit sebelum wanita itu. Saya tidak berani mengganggu Anda.  Aku melihat ada dua orang besar di belakang Anda pada waktu itu. Satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan Anda.”
Muslimah itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Hatinya penuh syukur dan terus mengucap syukur. Dengkulnya bergetar mendengar penjelasan pelaku kejahatan itu, ia langsung menyudahi interview itu dan minta diantar keluar dari ruang itu oleh polisi.
                                                                                ***
Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah Subhanahu wa ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain. 
Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar berkata, ”Yang paling baik digunakan untuk melawan jin yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah dzikrullah (dzikir kepada Allah) dan bacaan Al Qur`an. Dan yang paling besar dari itu ialah bacaan ayat kursi, karena sesungguhnya orang yang membacanya akan selalu dijaga oleh penjaga dari Allah, dan ia tidak akan didekati oleh setan sampai Subuh.
Hikmah dari kejadian tersebut adalah : mari kita membiasakan membaca ayat kursi setiap hari agar kita dapat perlindungan dari Alloh SWA. 

Kamis, 05 September 2013

5 Dosa yang mengundang 5 Bencana...

                                                                          


Di penghujung usia dunia ini, pada saat akhir zaman, perkara mungkar dan maksiat yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai tanda dan alamat hampir Kiamat telah banyak dilakukan oleh manusia. Yang amat menakutkan, terdapat sebuah hadis yang menyatakan bahwa ada beberapa jenis maksiat yang akan disegerakan balasannya semasa di dunia ini lagi.

Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW datang kepada kami (pada suatu hari) kemudian Baginda bersabda:

“Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu telah diuji dengannya (jika kamu telah mengerjakannya), maka tidak ada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah SWT, semoga kamu tidak melalui zaman itu.

Perkara-perkara itu ialah:

1.Tidak terjadi perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus-terangan melakukannya, melainkan akan berjangkit di kalangan mereka wabak penyakit menular (Ta’un) dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat yang terdahulu.

2.Tidak mereka mengurangkan sukatan, ukuran dan timbangan, kecuali mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan mencari rezeki dan kezaliman daripada kalangan pemimpin mereka.

3.Dan tidak mereka menahan zakat harta benda, kecuali ditahan untuk mereka air hujan dari langit. Jikalau tidak ada binatang (yang juga hidup di atas permukaan bumi ini) tentunya mereka tidak akan diberi hujan oleh Allah SWT.

4.Dan tidaklah mereka menyalahi janji Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menurunkan ke atas mereka musuh yang akan merampas sebagian dari apa yang ada di tangan mereka.

5.Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam al-Qur’an dan mereka memilih ayat atau hukum yang mereka mahu, maka (di waktu itu) Allah akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri.”

[HR Ibnu Majah, Sahih al-Jami’ as-Soghir: 7978].

Keterangan Hadis di atas menerangkan bahwa:

1.Wabak Taun yang berjangkit dan kolera serta penyakit kelamin yang begitu banyak merebak sekarang seperti Aids, HIV adalah disebabkan banyaknya terjadi perzinaan.

2.Sukar mencari rezeki dan kedzaliman pimpinan adalah disebabkan daripada rakyat yang mengurangkan takaran, ukuran dan timbangan. Lalu terjadilah inflasi, barang naik harga, harga minyak naik, pendapatan tidak mencukupi, banyak pengangguran dan lain-lain kemorosotan ekonomi.

3.Kemarau panjang disebabkan tidak mengeluarkan zakat. Sesetengah tempat, walaupun hujan turut banyak, tetapi air tidak mencukupi untuk kegunaan, yaitu hujan tidak lagi membawa berkat bahkan membawa bala bencana pula!

4.Kuasa musuh mengambil sebagian daripada apa-apa yang dimiliki kaum Muslimin (seperti hilangnya kuasa ekonomi daripada tangan kaum Muslimin) disebabkan mereka mengkhianati janji-janjinya kepada Allah SWT, tidak mentaati perintah Allah. Atau bagi negara Islam lain mungkin penjajah atau pelabur asing yang akan menguasai ekonomi dan hasil kekayaan negeri. Rakyat akan melarat di bumi sendiri!

5.Perang saudara yang berlaku dalam kalangan kaum Muslimin disebabkan mereka mengabaikan hukum-hukum Allah SWT dan tidak menjadikan al-Qur’an sebagai undang-undang di dalam kehidupan. Akan berlaku perpecahan dan perbalahan, peperangan dan pembunuhan sesama sendiri berleluasa.

Dan marilah kita sama-sama Berdoa Semoga Allah SWT selamatkan kita semua daripada bencana dan kemurkaan-Nya ..