Pages

Minggu, 02 Oktober 2016

Jadi Istri jgn SU'UDZON dg Suami

                                        

ISTRI Cemburu ..suami pulang malam dan langsung mandi lalu cuci baju sendiri

Setahun sudah kami berumah tangga, kehidupan kami normal-normal saja. Meskipun belum memiliki rumah sendiri, sebagai istri, aku tidak mempermasalahkannya. Meski demikian, kami berusaha menabung setiap bulan agar bisa membeli rumah walau sederhana.

Ketika gaji suami naik dan tabungan terkumpul lumayan, kami memutuskan untuk membeli rumah seadanya. Yang penting bisa ditempati. Itu pun dengan tambahan pinjaman dari kerabat kami.

Memiliki rumah sendiri adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami. Namun, suamiku harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan pinjaman dari kerabat.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Mulai ada yang aneh dengan suamiku. Beberapa waktu lalu ia mengatakan akan lembur untuk mencari uang tambahan agar bisa melunasi pinjaman ke kerabat secepatnya. Namun…

Kini tiap hari ia lembur. Dan yang aneh, pulangnya dini hari. Sekitar jam 1 atau jam 2. Yang lebih aneh, begitu ia sampai rumah langsung mandi dan mencuci bajunya. Aku perhatikan beberapa hari, rutin ia lakukan begitu. Sampai di rumah langsung mandi dan mencuci baju. Aku jadi curiga.

Aku mulai mencurigai suamiku, jangan-jangan ia selingkuh. Bagaimana mungkin tiap hari lembur hingga tengah malam bahkan dini hari? Agar tak lama-lama dilanda ketidakjelasan, suatu hari aku pun mendatangi kantornya.

Ternyata benar. Suamiku tidak lembur. Aku pun mengikutinya. Ia menuju ke sebuah restoran barbeque. Dari seberang jalan aku mengatur emosi agar menahan diri.


Tampak suamiku keluar dari dalamrestoran itu dengan baju putih, lalu ia mulai memanggang daging. Aku jadi ingat dulu suamiku pernah bilang ia suka memanggang daging dan banyak teman2nya yang bilang kalau panggangannya enak.

Tak terasa air mataku menetes. Kuputuskan untuk masuk ke restoran itu dan memperhatikan suamiku lebih dekat. Ia tampak menikmati pekerjaannya namun tetap saja tanda lelah tampak dalam dirinya. Bagaimana tidak, sejak pagi ia telah bekerja di kantor dan kini ia bekerja lagi. Aku tidak bisa membayangkan, ia melakukan hal ini sampai tengah malam. Air mataku semakin deras


“Pesan apa Bu?” tanya seorang pelayan. Aku segera mengusap air mataku.

“Segelas air minum saja, dan tolong kasihkan ke bapak yang memanggang daging itu,” pintaku disambut tatapan aneh sang pelayan. Namun ia tetap memberikan minuman itu ke suamiku.

Saat suamiku menoleh ke arahku, ia kaget lalu mendatangiku. Aku memeluknya erat dan banjirlah air mataku.

“Sayang, bagaimana kau bisa sampai di sini?” tanyanya.
“Aku tunggu Mas pulang kerja ya.”

Malam itu, suamiku menjelaskan semuanya. Dan aku pun meminta maaf telah mencurigainya.

“Maafkan aku. Aku melihatmu setiap pulang selalu langsung mandi dan mencuci baju. Rupanya kamu tidak mau tercium asap olehku. Aku sempat curiga kalau kamu memiliki wanita lain. Karena itulah aku mengikutimu.”

“Mana mungkin?” kata suami sambil mencium keningku. “Engkau adalah wanita paling sempurna untukku. Sampai kapanpun tidak ada yang bisa menggantikanmu.


Wahai para Istri ambilah hikmah dari kisah diatas agar kehidupan berumah tangga menjadi lebih Harmonis' Aman' Tentram dan bahagia..woke..wassalam

Kamis, 12 Mei 2016

Manfaat Dzikir dengan Jari

                                                     


Dzikir merupakan salah satu ibadah sunnah. Dengan berdzikir, kita akan selalu ingat kepada Allah SWT. Dengan dzikir pula, kita sudah dinilai dengan ibadah sunnah.

Berdzikir adalah hal yang dibutuhkan manusia. Sama halnya ikan membutuhkan air. Manusia juga membutuhkan dzikir.

Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Rasulullah memerintahkan kepada seorang shahabiyah untuk berdzikir dengan ruas jari.

Nabi memerintahkan kaum wanita agar selalu membiasakan amalan dengan membaca takbir, tahmid, dan tahlil. Semua itu agar dihitung dengan ruas jari-jari tangannya. Karena di Hari Kiamat kelak, ruas-ruas jari tangan tersebut akan dimintai keterangan dan dituntut untuk berbicara. 

Rasulullah juga ketika berdzikir menggunakan ruas-ruas jari tangan untuk menghitung. Mengenai penggunaan tasbih, para ulama juga ada yang membolehkan dan ada yang menganggapnya sebagai bid'ah.

Untuk itu mulai sekarang, biasakanlah menggunakan ruas-ruas jari tangan ketika berdzikir. Kelak ketika hari kiamat, tangan kita bisa memberi saksi bahwa semasa kita hidup, kita menggunakan tangan kita untuk berdzikir, menyebut nama Allah SWT.

Nah Sekarang Antum sudah tahu kan manfaat berdzikir dengan Jari..Amalkan dimanapun antum berada Niscaya Pahala dari Alloh SWA senantiasa bersama Antum..

Rabu, 11 Mei 2016

Kisah Jin yang memperkosa Wanita

Kisah Wanita Sholehah yang Gagal Diperkosa Jin


 - Kisah-kisah mengenai alam ghaib, iman kita pun dipertaruhkan. Percaya dengan hal-hal ghaib menjadi salah satu indikator yang krusial mengenai benar atau salahnya keimanan seseorang.
Terutama jika berkaitan dengan Allah SWT, malaikat-malaikat, hari kiamat, dan aspek pokok yang lain. Kisah wanita sholehah ini berkaitan dengan makhluk ghaib, yakni jin.
Namun, terhadap kisah-kisah alam ghaib mengenai setan, jin, dan bala tentaranya, maka kita harus selektif untuk mempercayainya. Apabila sumber infonya jelas, yakni shahih dari Nabi maka percayailah dan gunakan riwayat itu menjadi panduan hidup.
Sebagai contohnya adalah riwayat dari Abu Hurairah yang ditemui oleh jin pada malam hari dan mengajarkan ayat suci.
Inilah riwayat lain yang ada di dalam buku agar tidak diperdaya setan oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi. Dikisahkan jika ada seorang wanita sholehah yang gagal diperkosa jin.
Ar-Rabi’ binti Muawwadz bin ‘Afra menceritakan jika ketika ia berada di majelisnya sendiri maka tiba-tiba atap yang dihuninya ambruk.
Bersamaan dengan itu, jatuh juga sosok pria sebesar unta yang memiliki warna hitam. Ia belum pernah melihat sosok itu sebelumnya. Kejadian yang lebih menegangkan ketika ia mendekat untuk bisa memperkosanya.
Tak berapa lama, turun juga selembar surat. Dalam surat itu dituliskan jika surat itu berasal dari penguasa jin. Surat itu mengatakan kepada jin bahwa ia tidak berhak memperkosa wanita sholehah keturunan dari orang-orang shalih.
Tak butuh waktu lama dan sosok pria hitam itu pun langsung pergi melewati tempat masuknya dengan membawa kertas surat yang jatuh tadi.

Jumat, 15 April 2016

Menebus dosa pada orang yg telah tiada

Cara Menebus Dosa Pada Orang Tua yang Telah Meninggal


Dalam Islam berbakti kepada orang tua menempati posisi yang paling tinggi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 23. Oleh sebab itu kita diwajibkan untuk berbakti kepada keduanya baik semasa hidup maupun setelah meninggal dunia. 

Biasanya setelah orang tua meninggal dunia, seringkali kita akan teringat kembali dengan kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat. Dengan demikian tentunya kita tidak bisa meminta maaf secara langsung seperti saat mereka masih hidup. 

Akan tetapi ternyata ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menebus dosa terhadap orang tua yang telah meninggal dunia. Sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dimana cara ini bahkan sangat mudah untuk dilakukan. Sehingga tidak ada lagi halangan untuk meminta maaf kepada keduanya meskipun mereka telah meninggal dunia. Lalu seperti apakah cara yang dimaksud ? Berikut ulasan selengkapnya. 

Segala kebaikan yang telah diberikan oleh kedua orang tua, tidak akan pernah bisa terbalaskan meskipun dengan seisi dunia. Sehingga berbakti kepada keduanya tidak hanya wajib dilakukan saat mereka masih hidup namun juga setelah meninggal dunia.

Bila semasa hidupnya kita dapat berbakti dengan cara menyenangkan keduanya, menuruti setiap perkataannya serta berbuat baik keduanya. Maka setelah mereka meninggal dunia kita dapat berbakti kepada keduanya dengan cara mendoakan mereka. Selain itu kita juga dianjurkan untuk melakukan ziarah kubur. 

Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I'anatut Thalibin ala Fathil Mu'in mengatakan bahwa ziarah kubur dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah SAW bahwa, 

"Tiada seorang pun yang melewati makan saudaranya yang sewaktu di dunia saking mengenal, lalu ia mengucapkan salam kepadanya, niscaya ahli kubur mengenalinya."

Sdangkan ziarah ke makam kerabat khususnya makan orang tua sendiri sangat dianjurkan meskipun letaknya berbeda kota dengan anak-anak serta kerabatnya yang masih hidup. 

Bahkan ternyata ziarah kubur ke makam orang tua merupakan cara yang bisa kita lakukan untuk menebus dosa dan kesalahan terhadap orang tua yang telah meninggal dunia. Sehingga jika kita pernah berbuat kesalahan dan dosa namun belum sempat untuk meminta maaf, maka dengan berziarah kubur kita dapat menebus kesalahan tersebut.  

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya sekali setiap Jumat, maka niscaya Allah SWT menghapus dosanya. Dan ia pun dinilai sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya." (HR. Al-Hakim)

Kemudian Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi mengutip hadits lainnya perihal cara berbakti sepeninggal kedua orang tua, yaitu bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh seseorang yang durhaka ketika kedua orang tuanya wafat, lalu ia mendoakan keduanya selepas keduanya berpulang, maka niscaya Allah SWT akan mencatatnya sebagai anak yang berbakti."

Dengan demikian cara yang bisa kita lakukan untuk menebus dosa terhadap orang tua yang telah meninggal dunia adalah dengan melakukan ziarah kubur ke makam orang tua setiap hari Jumat. 

Cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia

Selain melakukan ziarah kubur, ada beberapa cara yang juga bisa dilakukan untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia. Diantaranya :

1. Mendoakan keduanya
Doa dari seorang mukmin yang hidup kepada mukmin yang telah meninggal dunia dijadikan Allah SWT sebagai salah satu doa yang mustajab. Dengan demikian doa dari anak shaleh kepada orang tua yang beriman meskipun mereka telah meinggal dunia, dijadikan Allah SWT sebagai paket pahala yang tetap mengalir. 

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bahwa, "Apabila seseorang meninggal, maka seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalaeh yang mendoakannya." (HR. Muslim dan An-Nasai)

2. Menyambung silahturahmi terhadap karib kerabat orang tua
Cara selanjutnya untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia adalah dengan menyambung silahturahmi dengan karib kerabat orang tua. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra bahwa Rasulullah SAW bahwa, "Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya setelah ayahnya meninggal." (HR. Muslim)

Demikianlah ulasan mengenai cara menebus dosa terhadap orang tua yang telah meninggal dunia. Namun jika keduanya masih hidup maka sudah seharusnya kita meminta maaf sebelum terlambat. Sebab ridho orang tua adalah ridho Allah SWT. Sehingga sudah sepatutnya kita berbakti kepada orang tua baik ketika hidup maupun setelah meninggal dunia.

Selasa, 16 Februari 2016

Dosa-dosa Suami terhadap Istri

                                  


32 Dosa Suami pada Istri, Nomor 5 dan 31 Sering Dilakukan!


Tanpa kita sadari dalam kehidupan keluarga tidak jarang para suami melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT, dan telah melanggar hak–hak pasangannya.
Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan durhaka terhadap istri. Apa saja?

1. Lalai berbakti kepada orangtua setelah menikah
2. Kurang serius dalam mengharmonisasikan antara istri dan orangtua
3. Ragu dan buruk sangka kepada istri
4. Kurang memiliki sikap cemburu terhadap istri
5. Meremehkan kedudukan istri
6. Melepaskan kendali kepemimpinan dan menyerahkannya kepada istri
7. Memakan harta istri secara batil
8. Kurang semangat dalam mengajari istri ajaran-ajaran agamanya
9. Bersikap pelit terhadap istri
10. Datang secara tiba-tiba setelah lama pergi
11. Banyak mencela dan mengkritik istri
12. Kurang berterima kasih dan memotivasi istri
13. Banyak bersengketa dengan istri
14. Lama memutus hubungan dan meninggalkan istri tanpa sebab yang jelas
15. Sering berada di luar rumah dan jarang bercengkrama dengan keluarga
16. Interaksi yang buruk dengan istri
17. Tidak menganggap penting berdandan untuk istri
18. Kurang perhatian terhadap doa yang dituntun ketika menggauli istri
19. Kurang memperhatikan Etika, Hikmah dan Hukum hubungan badan
20. Menyebarkan rahasia ranjang
21. Tidak mengetahui kondisi biologis perempuan
22. Menggauli istri ketika haid
23. Menggauli istri pada duburnya
24. Memukul istri tanpa alasan
25. Kesalahan tujuan poligami
26. Tidak bersikap adil antara beberapa istri
27. Terburu-buru dalam urusan talak
28. Tidak mau mentalak, padahal sudah tidak mungkin ada perbaikan dan kecocokan
29. Mencela istri setelah berpisah dengannya
30. Menelantarkan anak-anak setelah mentalak istri
31. Kurang setia terhadap istri
32. Kurang puas dan selalu melirik perempuan lain

Demikianlah Ke-32 perbuatan tercela yang dibenci Oleh Allah SWT dan merupakan kedurhakaan terhadap istri yang jika para suami langgar maka rahmat dan nikmat Allah tidak akan mereka rasakan... F A H A M wahai para Suami ???

Senin, 01 Februari 2016

Dosa menyakiti SUAMI/ISTRI dlm Rumah Tangga

                                                                                     
    
Agama Islam Melarang Umatnya melakukan KDRT.
Perbuatan menyakiti suami atau suami yang menyakiti istrinya termasuk kepada dosa yang besar, karena mengundang murka Allah ‘azza wa jalla.

Menyakiti Suami
   قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : مَنْ كَانَ لَهُ امْرَأَةٌ تُؤْذِيْهِ لَمْ يَقْبَلِ اللهُ صَلاَتَهَا وَلاَ حَسَنَةٌ مِنْ عَمَلِهَا حَتَّىتُعِيْنَهُ وَتُرْضِيَهُ وَإِنْ صَامَتِ الدَّهْرَ...وَعَلَى الرَّجُلِ مِثْلُ ذَالِكَ الْوِزْرِ كَانَ لَهَا مُؤْذِيًا ظَالِمًا
Rasûlullâh saw telah berkata, "Siapa yang punya istri yang suka menyakitinya, Allah tidak akan menerima shalatnya dan yang baik dari amalnya yang lain hingga dia membantunya dan membuatnya rela walaupun si istri itu shaum sepanjang masa… dan atas lelaki juga dosa semisal itu jika dia menyakitinya dan menzaliminya."

   قَالَ أَبُو عَبْدِ اللهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : مَلْعُونَةٌ مَلْعُونَةٌ اِمْرَأَةٌ تُؤْذِي زَوْجَهَا وَ تَغُمُّهُوَ سَعِيْدَةٌ سَعِيْدَةٌ اِمْرَأَةٌ تُكْرِمُ زَوْجَهَاوَ لاَ تُؤْذِيْهِوَ تُطِيْعُهُ فِي جَمِيْعِ أَحْوَالِهِ
Abû ‘Abdillâh as berkata, "Terkutuklah, terkutuklah wanita yang menyakiti suaminya dan membuatnya sedih, dan beruntunglah, beruntunglah perempuan yang memuliakan suaminya, tidak menyakitinya dan mentaatinya dalam segala halnya."  

Menyakiti Istri
 
    قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : أَلاَ وَ إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ بَرِيْئَانِ مِمَّنْ أَضَرَّ بِامْرَأَتِهِ حَتَّى تَخْتَلِعَ مِنْهُ
  Rasûlullâh saw bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya Allah dan Rasûl-Nyaberlepas diri dari lelaki yang menyusahkan istri hingga istrinya itu mengajukankhulu‘ (menceraikan suami) darinya."   

   قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : إِنِّي لأَتَعَجَّبُ مِمَّنْ يَضْرِبُ امْرَأَتَهُ وَ هُوَ بِالضَّرْبِ أَوْلَى مِنْهَا
Rasûlullâh saw bersabda, "Sungguh aku heran kepada lelaki yang memukul istrinya padahal dia lebih pantas untuk dipukul dari pada istrinya." 

قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : لاَ يَكُنْ أَهْلُكَ أَشْقَى الْخَلْقِ بِكَ
Amîrul Mu`minîn as berkata, "Jangan sampai is-trimu menjadi lebih burukakhlaknya dengan bersuamikan kamu."

Sabar atas Pasangan yang Berakhlak Buruk
Ketika pasangan kita (suami atau istri) berakhlak buruk, maka hendaknya kita bersabar, dan dengan kesabaran itu Allah ‘azza wa jalla akan memberi paha-la yang besar. Nabi Ayyûb as mempunyai istri yang sebagian perilakunya tidak baik dan beliau bersabar atas tingkah laku istrinya yang tidak baik itu sehingga beliau mendapat pahala yang besar. Ãsiyah binti Mu-zâhim yang sangat shâlihah punya suami yang jahat yang bergelar Fir‘aun, dan dia bersabar atas perangai buruk suaminya itu hingga dia mendapatkan pahala yang sangat besar. Dan orang yang punya suami atau istri yang berakhlak buruk dan dia bersabar atas akhlak yang buruk dari pasangannya itu akan diberi pa-hala yang besar seperti halnya Nabi Ayyûb as atau Ãsiyah as.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : مَنْ صَبَرَ عَلَى سُوءِ خُلُقِ امْرَأَتِهِ وَ احْتَسَبَهُ أَعْطَاهُ اللهُ بِكُلِّ مَرَّةٍ يَصْبِرُ عَلَيْهَامِنَ الثََّوَابِ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عَلَى بَلاَئِهِوَ كَانَ عَلَيْهَا مِنَ الْوِزْرِ فِي كُلِّ يَومٍ وَ لَيْلَةٍ مِثْلَ رَمْلٍ عَالِجٍ...
Rasûlullâh saw bersabda, "Siapa yang sabar atas keburukan perilaku istrinya dan dia mengharapkan pahalanya, niscaya Allah akan memberinya dengan setiap kali dia bersabar atasnya dari pahala yang Allah berikan kepada Ayyûb as atas balanya, dan si istri akan dapat dosa pada setiap hari dan malam semisal tumpukan pasir…"

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : مَنْ صَبَرَتْ عَلَى سُوْءِ خُلُقِ زَوْجِهَا أَعْطَاهَا مِثْلَ (ثَوَابِآسِيَةَ بِنْتِ مُزَاحِمٍ
Rasûlullâh saw bersabda, "Siapa yang sabar atas keburukan akhlak suaminya, niscaya Dia (Allah) memberinya seperti (pahala) Ãsiyah binti Muzâhim." Perbuatan menyakiti suami atau suami yang menyakiti istrinya termasuk kepada dosa yang besar, karena mengundang murka Allah ‘azza wa jalla.

Menyakiti Suami

   قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : مَنْ كَانَ لَهُ امْرَأَةٌ تُؤْذِيْهِ لَمْ يَقْبَلِ اللهُ صَلاَتَهَا وَلاَ حَسَنَةٌ مِنْ عَمَلِهَا حَتَّىتُعِيْنَهُ وَتُرْضِيَهُ وَإِنْ صَامَتِ الدَّهْرَ...وَعَلَى الرَّجُلِ مِثْلُ ذَالِكَ الْوِزْرِ كَانَ لَهَا مُؤْذِيًا ظَالِمًا
Rasûlullâh saw telah berkata, "Siapa yang punya istri yang suka menyakitinya, Allah tidak akan menerima shalatnya dan yang baik dari amalnya yang lain hingga dia membantunya dan membuatnya rela walaupun si istri itu shaum sepanjang masa… dan atas lelaki juga dosa semisal itu jika dia menyakitinya dan menzaliminya."

   قَالَ أَبُو عَبْدِ اللهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : مَلْعُونَةٌ مَلْعُونَةٌ اِمْرَأَةٌ تُؤْذِي زَوْجَهَا وَ تَغُمُّهُوَ سَعِيْدَةٌ سَعِيْدَةٌ اِمْرَأَةٌ تُكْرِمُ زَوْجَهَاوَ لاَ تُؤْذِيْهِوَ تُطِيْعُهُ فِي جَمِيْعِ أَحْوَالِهِ
Abû ‘Abdillâh as berkata, "Terkutuklah, terkutuklah wanita yang menyakiti suaminya dan membuatnya sedih, dan beruntunglah, beruntunglah perempuan yang memuliakan suaminya, tidak menyakitinya dan mentaatinya dalam segala halnya."

Menyakiti Istri

   قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : أَلاَ وَ إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ بَرِيْئَانِ مِمَّنْ أَضَرَّ بِامْرَأَتِهِ حَتَّى تَخْتَلِعَ مِنْهُ
   Rasûlullâh saw bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya Allah dan Rasûl-Nyaberlepas diri dari lelaki yang menyusahkan istri hingga istrinya itu mengajukankhulu‘ (menceraikan suami) darinya."   

   قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : إِنِّي لأَتَعَجَّبُ مِمَّنْ يَضْرِبُ امْرَأَتَهُ وَ هُوَ بِالضَّرْبِ أَوْلَى مِنْهَا
Rasûlullâh saw bersabda, "Sungguh aku heran kepada lelaki yang memukul istrinya padahal dia lebih pantas untuk dipukul dari pada istrinya." 

قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : لاَ يَكُنْ أَهْلُكَ أَشْقَى الْخَلْقِ بِكَ
Amîrul Mu`minîn as berkata, "Jangan sampai is-trimu menjadi lebih burukakhlaknya dengan bersuamikan kamu."

Sabar atas Pasangan yang Berakhlak Buruk
Ketika pasangan kita (suami atau istri) berakhlak buruk, maka hendaknya kita bersabar, dan dengan kesabaran itu Allah ‘azza wa jalla akan memberi paha-la yang besar. Nabi Ayyûb as mempunyai istri yang sebagian perilakunya tidak baik dan beliau bersabar atas tingkah laku istrinya yang tidak baik itu sehingga beliau mendapat pahala yang besar. Ãsiyah binti Mu-zâhim yang sangat shâlihah punya suami yang jahat yang bergelar Fir‘aun, dan dia bersabar atas perangai buruk suaminya itu hingga dia mendapatkan pahala yang sangat besar. Dan orang yang punya suami atau istri yang berakhlak buruk dan dia bersabar atas akhlak yang buruk dari pasangannya itu akan diberi pa-hala yang besar seperti halnya Nabi Ayyûb as atau Ãsiyah as.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : مَنْ صَبَرَ عَلَى سُوءِ خُلُقِ امْرَأَتِهِ وَ احْتَسَبَهُ أَعْطَاهُ اللهُ بِكُلِّ مَرَّةٍ يَصْبِرُ عَلَيْهَامِنَ الثََّوَابِ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عَلَى بَلاَئِهِوَ كَانَ عَلَيْهَا مِنَ الْوِزْرِ فِي كُلِّ يَومٍ وَ لَيْلَةٍ مِثْلَ رَمْلٍ عَالِجٍ...
Rasûlullâh saw bersabda, "Siapa yang sabar atas keburukan perilaku istrinya dan dia mengharapkan pahalanya, niscaya Allah akan memberinya dengan setiap kali dia bersabar atasnya dari pahala yang Allah berikan kepada Ayyûb as atas balanya, dan si istri akan dapat dosa pada setiap hari dan malam semisal tumpukan pasir…"

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَ آلِهِ : مَنْ صَبَرَتْ عَلَى سُوْءِ خُلُقِ زَوْجِهَا أَعْطَاهَا مِثْلَ (ثَوَابِآسِيَةَ بِنْتِ مُزَاحِمٍ
Rasûlullâh saw bersabda, "Siapa yang sabar atas keburukan akhlak suaminya, niscaya Dia (Allah) memberinya seperti (pahala) Ãsiyah binti Muzâhim."