Pages

Senin, 12 Mei 2014

Orang MISKIN Sombong lagi

                                                                           


Assalamu alaikum pak Haji, Saya pernah terdengar bahwa orang kaya dilarang bersifat sombong. Malah orang kaya yang sombong, ibarat Qarun yang dilaknati Allah SWT. Namun, di tempat tinggal saya, ada juga kedapatan orang miskin yang merupakan asnaf zakat tetapi mereka juga sombong. Contohnya, mereka enggan bergaul dengan masyarakat, malah sukar ke masjid atau menghadiri program-program kemasyarakatan serta bersifat mementingkan diri sendiri. Apakah yang perlu kita lakukan untuk menyadarkan mereka?

Jawaban :
Wa'alaikum slm wr wb..Terima kasih karena mahu mengemukakan persoalan seperti ini, yang Ane yakin ia bukanlah fenomena setempat, malah ada di mana-mana. Ini karena, sewaktu menghadiri Undangan pihak masjid dan komunitas, sering juga terdengar rungutan masyarakat mengenai sikap segelintir asnaf zakat, khususnya dalam kalangan fakir dan miskin yang tidak mahu memesrai komunitasnya.

Hakikatnya, di dalam Islam perbuatan menyombongkan diri bukanlah sesuatu yang diizinkan oleh Allah SWT. Jika kita rajin membuka al-Quran, kita pasti akan terjumpa kisah keangkuhan dan kesombongan yang dipamerkan oleh iblis, sehingga melayakkan dia akhirnya dimurkai dan dihumban ke dalam neraka Allah.

Allah SWT berfirman :      قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ  

Apakah penghalang yang menyekatmu daripada sujud ketika Aku perintahmu? Iblis menjawab: "Aku lebih baik daripada Adam, Engkau (wahai Tuhan) jadikan aku daripada api sedang dia, Engkau jadikan daripada tanah. Allah berfirman: Turunlah engkau dari syurga ini, kerana tidak patut engkau berlaku sombong di dalamnya; oleh sebab itu keluarlah, sesungguhnya engkau daripada golongan yang hina. (al-A’raff: 12-13)

Sungguh, kesombongan adalah pakaian ahli neraka, justru orang yang memberikan hartanya sebagai sedekah sekali pun, namun jika diiringi dengan kesombongan, maka pahala amalnya akan menjadi kosong.

Firman Allah SWT lagi: Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riak kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. 
Dan Firman Alloh :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَWahai orang-orang yang beriman! Jangan rusakkan (pahala amal) sedekah kamu dengan perkataan membangkit-bangkit dan (kelakuan yang) menyakiti, seperti (rusaknya pahala amal sedekah) orang yang membelanjakan hartanya karena ingin menunjuk-nunjuk kepada manusia (riak), dan ia pula tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. Maka bandingan orang itu ialah seperti batu licin yang ada tanah di atasnya, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi). (Demikianlah juga halnya orang-orang yang kafir dan riak itu) mereka tidak akan mendapat sesuatu (pahala) pun dari apa yang mereka usahakan. Dan (ingatlah), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang kafir..(al-Baqarah: 264)

Jika seorang yang kaya, berkuasa dan terhormat pun dicegah daripada bersifat dengan Riak dan kesombongan, maka apatah lagi bagi orang miskin yang tidak mempunyai harta, tiada pangkat kebesaran dan kedudukan yang tinggi, maka pastilah menjadi suatu kejelekan jika mereka pula bersifat sombong. Ibarat kata pepatah, ‘lonjak sebagai labu dibenam’ dan ‘cacing maahu menjadi naga’, maka pastilah mustahillah jadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar